Dalam membangun sektor kelautan Indonesia yang baik, kita perlu
memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap lingkungan laut dan berbagai proses
yang berlangsung di dalamnya agar tidak salah dalam dalam mengambil keputusan.
Hal ini penting untuk menghindari atau mengurangi terjadinya dampak negatif
yang akan ditimbulkan pada ekosistem perairan laut itu sendiri.
Dalam upaya tersebut, tidak dapat
dilakukan hanya terhadap lautan itu sendiri. tetapi menyangkut segala aspek kelautan
yang dapat mempengaruhi laut tersebut. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah
aspek kimia dan biologi laut. Oleh karena itu, adalah sangat penting bagi kita
untuk memahami kedua aspek tersebut terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pembangunan sektor kelautan.
Aspek Kimia Oseanografi
Pentingnya memahami aspek kimia oseanografi dalam pembangunan sektor
kelautan Indonesia diantaranya adalah dalam
pengelolaan kualitas air laut dan mengetahui peran laut dalam perubahan iklim
sebagai akibat dari semakin memanasnya permukaan bumi akibat pemanasan global,
terutama sebagai penyerap karbon (karbon sink).
- Pengelolaan kualitas air laut
Karena kita akan membangun sektor kelautan maka kita juga perlu
melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi dan karakteristik laut yang akan kita
kembangkan. Diantaranya adalah mengetahui kualitas air laut yang sangat besar
dampaknya bagi kelangsungan pembangunan di bidang kelautan. Tujuan yang
terpenting dari pengelolaan kualitas air laut adalah untuk menjaga fungsi atau
keadaan laut sesuai atau mendekati keadaan kualitas awal sebelum adanya
kegiatan pembangunan sektor perikanan dengan mengacu kepada parameter-parameter
yang ditunjukkan oleh standar baku
mutu lingkungan perairan laut. Parameter yang diambil dari aspek kimia yang
berhubungan dengan pengelolaan ini adalah kadar nitrogen, kadar fosfat, kadar
logam, oksigen terlarut, salinitas, derajat keasaman (pH), dan kebutuhan oksigen (BOD). Pengetahuan keseluruhan mengenai hal ini perlu
dilakukan agar pemanfaatan lautan sebagai bagian dari pembangunan sektor
kelautan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Ada banyak
faktor yang menentukan kualitas air dan suatu lautan. Penurunan kualitas laut dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah limbah kimia yang dapat berakibat
secara langsung, kemudian kualitas atau keadaan perairan pantai dimana lautan harus
selalu dipandang sebagai satu kesatuan ekosistem.
Masuknya zat-zat kimia ataupun
tumpahan-tumpahan minyak di perairan laut akan sangat mempengaruhi biota-biota
laut. baik meracuni secara langsung, menekan kehidupan organisme maupun merusak
gen organisme. Hal ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan terhadap kehidupan
organisme laut lainnya. Penyebab lain menurunnya kualitas air laut adalah akibat
proses sedimentasi yang terjadi di daerah pantai yangmempengaruhi tingkat
kecerahan sehingga sinar matahari yang masuk ke dalam perairan terhalang oleh
permukkan perairan. Pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan fotositesa
tumbuhan laut dan berpengaruh terhadap jumlah oksigcn terlarut pada perairan tersebut.
Kadar oksigen tcrsebut sangat penting bagi pernafasan ikan dan udang serta
merupakan salah satu komponen utama untuk keperluan metabolisme organisme
perairan.
Jika kita
memiliki pengetahuan yang luas dan kuat dalam bidang kimia oseanografi, maka kita
akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu kebijakan dalam pengelolaan air
laut, termasuk arti pentingnya bagi pembangunan kelautan yang berkelanjutan. Sehingga
perlu dilakukan suatu manajemen pengelolaan yang terpadu mulai dan daerah darat
hingga laut.
Aspek
Biologi Oseanografi
Aspek lain yang juga tidak kalah penting dipelajari dalam pembangunan
sektor kelautan adalah biologi oseanografi atau ilmu mengenai biota yang ada di
laut. Pentingnya memahami ilmu tersebut diantaranya adalah mengetahui lokasi
daerah penangkapan melalui pola persebaran ikan dan menentukan daerah
perlindungan atau kawasan konservasi.
- Mengetahui
lokasi daerah penangkapan
Pengembangan suatu kawasan perairan untuk
menjadi daerah penangkapan ikan dibutuhkan berbagai informasi dan teknologi
agar tujuan pemanfaatan tersebut dapat tercapai. Tujuan tersebut adalah bagaimana
mendapatkan sumberdaya ikan sebanyak mungkin dan menguntungkan, menguntungkan
karena operasi penangkapan dilakukan secara efisien dan efektif. Dengan
demikian untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan informasi keberadaan daerah
penangkapan ikan. Untuk membantu mencari lokasi daerah penangkapan ikan
dibutuhkan pengetahuan tentang kesuburan perairan.
Untuk mengetahui tingkat kesuburan
perairan kita membutuhkan bantuan ilmu biologi khususunya pemahaman mengenai rantai
makanan. Ini penting, karena kita menganggap dalam ekosistem laut terdapat
keterkaitan antara biota yang satu dengan lainnya, seperti halnya biota dengan
lingkungannya. Dengan mempelajarinya kita bisa mengetahui species apa yang
menjadi indikator bagi kesuburan perairan.
Salah satu species yang bisa dijadikan
sebagai indikator bagi kesuburan perairan adalah fitoplankton. Fitoplanklon memegang
peranan yang sangat penting dalam transfer energi dan rantai makanan (food
chain) yang berlangsung di ekosistem perairan, Besar kecilnya nilai kelimpahan
dan komposisi spesies ini menunjukkan tingkat kesuburan yang ada di suatu
perairan. Kesuburan suatu perairan pada umumnya akan merangsang kegiatan
biologis lainnya sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan kelimpahan sumberdaya
hayati perairan tersebut.
- Menentukan daerah perlindungan
atau kawasan konservasi.
Salah satu bagian ilmu dalam biologi
oseanografi yang berperan dalam menentukan daerah perlindungan atau kawasan konservasi
adalah pola hidup species. Khusus dalam permasalahan ini, pengetahuan tersebut
sangat berperan dalam membuat zonasi di dalam kawasan konservasi.
Seperti konsep yang sering dibicarakan
pada tulisan sebelumnya, dalam menentukan luasan kawasan konservasi, kita harus
berbasis kepada ekosistem dan bukan administrasi. Karena setiap species yang
akan kita lindungi pasti memiliki keterkaitan dan hubungan dengan species lain
maupun lingkungan di sekitarnya.
Kawasan konservasi dilakukan terhadap
species-species yang dianggap berada di ambang kepunahan, sehingga diharapkan
kelestariannya akan tetap terjaga. Sebelum melakukan konservasi, terlebih
dahulu kita harus mengetahui karakteristik dari species tersebut. Diantaranya
adalah pola migrasi, pola makan, pola kawin, dll yang mempengaruhi kehidupan
species tersebut. Dengan melakukan pemahaman terhadap hal tersebut maka dalam
pembuatan zonasi tidak akan mendapatkan kesulitan.
Setelah
memahami dengan baik ilmu biologi oseanografi, maka kita akan tahu daerah mana
yang akan kita jadikan daerah penangkapan dan daerah mana yang akan kita
jadikan sebagai daerah perlindungan atau kawasan konservasi. Selanjutnya kita
bisa terhindar dari kesalahan dalam pembuatan kebijakan yang berdampak buruk
terhadap ekosistem laut, sehingga pembangunan kelautan dapat berjalan dengan
baik dan berkelanjutan.