1. Pengelolaan sumberdaya hayati perairan laut memerlukan pemahaman terhadap
faktor-faktor biologi dan kimia laut serta pengaruhnya terhadap perkembangan
biota laut itu sendiri. Faktor kimia laut pada ekosisitem laut yang memiliki
banyak kegunaan dalam proses kelangsungan hidup ikan, seperti pertumbuhan dan
pola distribusinya.
2.
Melalui pemahaman terhadap elemen-elemen yang
terkandung dalam air laut maka kita dapat mengetahui kondisi perairan tersebut apakah masih mendukung kelansungan hidup ekosistem laut dan sekitarnya atau telah
tercemar sehingga harus diadakan beberapa langkah untuk recovery. Kondisi ini dapat
dilihat dari unsur-unsur yang dijadikan patokan
seperti klorida (Cl-) 55,04%, Natrium (Na+)30,61%, Sulfat (SO42-) 7,68 %, dan
magnesium (Mg2+) 3,69%. Keempat unsur diatas masih ditambah lagi kalsium (Ca2+)
dan kalium (K+) yang lebih dari 99% terlarut sebagai ion dalam air laut, dan .
Elemen lain yang terlatut dalam air laut dalam konsentrasi kurang dari 2 ppm
seperti lithium logam alkali (Li+) dan rubidium (Rb+), kation bumi barium
(Ba2+), Logam transisi molibdenum (asMoO42_), dan yodium halogen. Serta unsur
hara nitrogen dan fosfor. Selain itu
terdapat juga Kobalt, tembaga, besi, mangan, molibdenum, vanadium, dan seng dimana
semua unsur ini mempunyai fungsi penting untuk kehidupan flora laut dalam
konsentrasi yang tidak berlebih. Namun logam seperti kobalt, aluminium,
kromium, nikel, seng, tembaga, cadmium, merkuri dalam konsentrasi besar akan
berubah menjadi racun yang berbahaya jika dalam konsentrasi berlebih.
3.
Memahami organisme yang menghuni zona-zona tertentu
misalnya neritic dan lautan yang dapat dikelompokkan menurut kebiasaan hidup
mereka ke dalam : kelompok plankton (mengambang bebas), Nekton (berenang) dan
bentos ( menetap) sehingga kita akan tahu keragaman biota yang terdapat pada
perairan laut di suatu wilayah tertentu dengan kedalaman tertentu dan
karateristik lingkungan serta cara-cara adaptasi dari organisme tersebut.
4.
Dengan memahami aspek kimia dan
biologi oseanografi suatu perairan dalam peranannya untuk pembangunan perikanan
secara umum dapat digunakan sebagai
salah satu landasan penyusunan kebijakan dan rencana
pembangunan wilayah perairan dengan memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian
untuk mencapai pembangunan perikanan dan kelautan yang optimal tanpa
adanya perusakan dan berlangsung secara berkelanjutan
termasuk di dalamnya bagaimana kiprah pemerintah dan masyarakat dalam melakukan
pengelolaan secara bertanggungjawab (rensponsibility).
Kondisi yang sedemikian hendaknya juga didukung dengan segala fasilitas
yang harus disediakan oleh pemerintah guna melengkapi dan mendorong para
peneliti yang bergerk dibidang tersebut agar mampu menyediakan data dasar yang
semakin bagus dan akurat.
5. Peningkatan daya saing
jika dilihat dari sisi ekonomi juga didasarkan atas pemahaman terhadap kondisi
lingkungan yang kita miliki, karena produk kelutan dan perikanan yang
dieksploitasi dengan tidak memperhatikan kaidah kelestarian alam akan mengalami
disalokasi oleh pasar global, sehingga dibutuhkan kearifan semua pihak dalam
menata strategi pengelolaan lingkungan termasuk biota di dalamnya.
6.
Pemahaman terhadap kondisi biologi dan kimia laut di
suatu kawasan dalam waktu tertentu memberikan pemahaman kepada semua pihak akan
dampak pembangunan di darat yang secara langsung maupun tidak langsung
berdampak terhadap kondisi lingkungan laut.
Contoh adalah sebagai berikut ;
a.
Mengetahui kondisi
kimia dan biologi dari suatu perairan maka secara tidak langsung dapat
diketahui landasan pengembangan mariculture
(budidaya laut) baik dalam penentuan lokasi dan penetuan tindakan preventif untuk
menghindari hal-hal yang merugikan baik dari segi usaha maupun kerusakan secara
ekologis (misalnya red tide). Dalam
usaha budidaya laut komponen kualitas air merupakan komponen utama untuk
keberhasilan kegiatan budidaya dan jenis budidaya apa yang cocok untuk
dilakukan diwilayah tersebut sehingga tingkat resiko ketidak sesuaian
persyaratan hidup dari organisme yang akan dibudidayakan dapat diminimalisir. Dimana
dengan adanya data kimia dari suatu perairan akan menunjukkan kondisi perairan
dari suatu kawasan sehinhha syarat kualitas air dapat terpenuhi dan jika
diperlukan suatu perlakuan tertentu akan memudahkan kita untuk melakukannya
karena ketersediaan data dasar.
b.
Mengetahui tingkat
kesuburan dari suatu wilayah perairan tertentu kita dapat memperkirakan keragaman sumberdaya yang
terdapat di wilayah laut tersebut sehingga dapat dijadikan salah satu tolok
ukur untuk penentuan wilayah penangkapan (fishing ground) yang baik. Perubahan
kondisi biologi lingungan juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur apakah
perairan tersebut masih bagus atau sudah mengalami pencemaran sehingga upaya
untuk mengatasi dan memperbaiki standar lingkungan agar
mendekati kondisi yang normal untuk mengembalikan habitat atau lingkungan
perairan yang memenuhi syarat untuk kehidupan komunitas yang seharusnya ada di
daerah tersebut dapat dilakukan. Contoh nyata dari pemanfaatan pengetahuan
kimia dan biologi oseanografi adalah sebagai dasar penentuan Kawasan
Perlindungan Laut, penentuan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WWP) kita dan beberapa
kebijakan lainnya yang terkait dalam usaha pembanguanan perikanan dan kelautan.
Konsentrasi
klorofil-a misalnya di suatu perairan sebagai bagian dari elemen penting dalam
penentuan daerah penangkapan ikan melalui pencitraan satelit sebagaiakibat
terjadinya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan perairan melalui berbagai
proses dinamika massa air, diantaranya upwelling, percampuran Vertikal massa
air Serta pola pergerakan masa air yang membawa massa air kaya nutrien dari
perairan sekitarnya merupakan faktor penting yang sangat membantu efektifitas
penngkapan ikan. Pemahaman itu lahir dari pemahaman terhadapaspek biologi dan
kimia laut.