Dalam kehidupan sehari-hari kata sedimen banyak sekali
pengertiannya disini diterangkan tentang beberapa pengertian sedimen dan
sedimentasi. Dalam kaitannya dengan sedimen dan sedimentasi bebrapa ahli
mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin (1977) menyatakan
bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan
dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh
airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang
dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990)
mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari
organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia
yang terjadi di laut.
Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses
pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari
material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan
lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut
dangkal sampai laut dalam.
Karakteristik sedimen
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari
beberapa sumber dan dibedakan menjadi empat yaitu :
► Lithougenus
sedimen
Lithougenus sedimen yaitu sedimen
yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land.
Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu
tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika
energi tertrransforkan telah melemah.
Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material
hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui
proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan
terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
► Biogeneuos
sedimen
Biogeneuos sedimen yaitu sedimen
yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka
biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
► Hidrogenous
sedimen
Hidrogenous sedimen yaitu sedimen
yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk
partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut,
sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah manganese nodules, phosphate,
carbonates, metal sulfides dan evaporate salts.
► Cosmogirl
sedimen
Cosmogirl sedimen yaitu sedimen
yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media
udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas
gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang
bersal dari luarangkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir
dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat
berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat.
Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak
terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat
juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat.
Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan
sumber-sumber yang lain.
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut
berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi
dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut
dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah
mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu
ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan
tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan
tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut
sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan,
yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.
Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS
Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan,
dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun
sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan
ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia.
Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray
merupakan penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam
dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik
Pelagis.
1. Sedimen Biogenik Pelagis
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik
terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu
berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme
plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa
organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air
untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada
beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi
primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat
digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada
zaman dulu.
2. Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri
atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke
lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran
grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh
bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung,
bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak
beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.
Beberapa jenis
endapan yang dapat ditemui wilayah laut Indonesia adalah sebagai berikut:
Ø Batu keras: semua sediment yang
terdiri dari partikel atau batuan yang bergaris tengah lebih dari 2mm.
Ø Pasir dan lanau: sediment yang
terdiri dari partikel yang bergaris tengah antara 2 micron- 2mm
Ø Lumpur: semua sediment yang
berasal dari perut bumi berukuran sangat kecil dan mengandung komponen-komponen
pasir dan partikel-partikel silt. Sediment tersebut termasuk diataranya adalah
Lumpur biru, Lumpur hijau, Lumpur hitam, abu gunung berapi, dan lain
sebagainya.
Ø Selut gampingan: semua endapan
mengeras yang partikelnya berukuran pasir atau lebih halus mengandung sekitar
30%atau lebih CaCO3 kecuali endapan yang semuanya tersusun dari cangkang
moluska atau koral.
Ø Selut silikan: semua endapan mengeras yang
paling sedikit 30% cangkang organisme silikan.
Ø Lempung: semua pelagis yang berbutir halus
bergaris tengah kurang dari 4 mikron, tersusun dari kurang lebih 30% jasad
organisme dan kurang lebih 30% CaCO3.
Ø Koral: semua endapan yang berasal dari
bangkai terumbu karang.
Angin merupakan alat transportasi penting untuk
memindahkan materi langsung ke laut. Lempung pelagis yang ada di laut dibawa
terutama oleh tiupan angin (aeolian). Ukuran lempung ini < 20 µm. daerah
lintang rendah menjadi daerah yang berpotensi dengan debu. Total debu yang di
bawa angin ke laut adalah 108 ton per tahun. Jumlah ini sangat kecil
dibandingkan dengan sedimen yang dibawa oleh sungai, sebesar 1,5 X 1010 ton per
tahun. Sedimen juga terdapat di dataran tubir, tetapi hampir semua berada di sepanjang
pinggiran benua termasuk mineral-mineral lempung yang dominan yang diperoleh
dari suspensi flokulasi di mulut sungai dan estuari. Jadi, jumlah sedimen
terigen sungai pada lempung pelagis relatif dapat berkurang terhadap kontribusi
aeolian.
Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan mineral lempung. Pada
skala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke sedimen laut dalam adalah
kecil. Letusan besar dapat mengeluarkan abu dan debu dalam jumlah yang banyak
dengan ketinggian 15-50 km, dan partikel terkecil berukuran 1-<1µm dapat
tetap terapung selama beberapa bulan. Selama waktu tersebut partikel dapat
bergerak mengelilingi bumi bersama angin lintang tinggi dan menyebabkan
kondisi cuaca tidak lazim: saat matahari terbit panasnya luar biasa materi
berukuran 1-20 µm sangat jarang berada di kedalaman 10 km. materi ini akan
jatuh di daerah yang jauhnya ratusan hingga ribuan km dari tempat letusan dalam
beberapa hari atau minggu. Dari proses tersebut terbentuklah lapisan abu
vulkanik yang berbeda dan dapat digunakan dalam korelasi penimbunan sedimen
pelagis untuk lokasi-lokasi yang terpisah jauh.
(Agus Supangat dan Umi Muawanah).
Transpor Sedimen Pantai
Sedimen
adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang
melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai
atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat
berasal dari erosi pantai, dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut
dalam yang terbawa oleh arus ke daerah pantai. Dalam ilmu teknik pantai dikenal
istilah pergerakan sedimen pantai atau transpor sedimen pantai. Bambang
Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa definisi dari transpor sedimen pantai
adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus
yang dibangkitkannya. Transpor sedimen pantai inilah yang akan menentukan
terjadinya sedimentasi atau erosi di daerah pantai.
Transpor
sedimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor sedimen menuju dan
meninggalkan pantai (onshore - offshore transport) yang memiliki arah
rata-rata tegak lurus pantai dan transpor sepanjang pantai (longshore
transport) yang memiliki arah rata-rata sejajar pantai.
Transport
sedimen tegak lurus pantai dapat dilihat pada kemiringan pantai dan bentuk
dasar lautnya. Proses transpor sedimen tegak lurus biasanya terjadi pada
daerah teluk dan pantai – pantai yang memiliki gelombang yang relatif
tenang. Pada saat musim ombak, energi yang terdapat pada gelombang akan
menggerus bibir pantai dan menimbulkan erosi yang ditandai dengan adanya
dinding pantai.
Penggerusan tersebut akan menimbulkan
lembah (trough) namun hal itu juga akan dibarengi dengan terbentuknya
punggungan (bar) di samping lembah tersebut akibat adanya hukum
kekekalan massa. Adanya punggungan tersebut akan mengakibatkan perubahan
posisi gelombang pecah karena pada umumnya gelombang akan pecah sebelum
mencapai punggungan.
Proses transpor sedimen tegak lurus pantai
Hukum
kekekalan massa
berlaku pada transpor sedimen tegak lurus pantai. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa
sedimen tidak dapat hilang namun hanya dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat
yang lainnya. Dari gambar terlihat timbulnya erosi pada daerah bibir
pantai akan diikuti dengan proses sedimentasi di laut.
Transpor
sedimen sejajar pantai (longshore transport) terjadi pada daerah
pantai yang langsung berbatasan dengan samudera. Transpor sedimen jenis
ini dapat lebih mudah terlihat karena transpor sedimen jenis ini memberi
pengaruh terhadap bangunan – bangunan pantai yang menjorok ke laut.
Akibat adanya transpor sedimen sejajar pantai maka pada bangunan pantai yang
menjorok ke laut akan terlihat perbedaan pada kedua sisi bangunan pantai
tersebut. Pada satu sisi bangunan tersebut akan di jumpai proses
sedimentasi sedangkan pada sisi lainnya terjadi proses erosi. Oleh karena
itu dalam perencanaan untuk mendirikan bangunan pantai harus diperkirakan
seberapa besar pengaruh dari transpor sedimen sebagai fungsi dari gelombang dan
arus. Hal itu harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada daerah
pantai.
Efek
lain yang terjadi pada daerah pantai akibat adanya transpor sedimen sejajar
pantai adalah terbentuknya daratan antara suatu pulau dengan daratan
utama. Efek ini biasa di kenal dengan nama tombolo.
Pustaka:
Sugeng widada,
2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro : Semarang
Umi Muawanah dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar Laut.
Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.
Sulaiman, A. dan I. Soehardi. 2008.
Pendahuluan Geomorfologi Pantai Kualitatif. BPPT. Jakarta.
Triatmojo, B. 1999. Teknik Pantai
Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.
http://kemaritiman-indonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=24&Itemid=40