Saturday, January 28, 2012

Pentingnya Memahami Aspek Kimia Dan Biologi Oseanografi Dalam Pembangunan Sektor Kelautan Indonesia Secara Umum


1.      Pengelolaan sumberdaya hayati perairan laut memerlukan pemahaman terhadap faktor-faktor biologi dan kimia laut serta pengaruhnya terhadap perkembangan biota laut itu sendiri. Faktor kimia laut pada ekosisitem laut yang memiliki banyak kegunaan dalam proses kelangsungan hidup ikan, seperti pertumbuhan dan pola distribusinya.
2.      Melalui pemahaman terhadap elemen-elemen yang terkandung dalam air laut maka kita dapat mengetahui kondisi perairan tersebut apakah masih mendukung kelansungan hidup ekosistem laut dan sekitarnya atau telah tercemar sehingga harus diadakan beberapa langkah untuk recovery. Kondisi ini dapat dilihat dari unsur-unsur yang dijadikan patokan seperti klorida (Cl-) 55,04%, Natrium (Na+)30,61%, Sulfat (SO42-) 7,68 %, dan magnesium (Mg2+) 3,69%. Keempat unsur diatas masih ditambah lagi kalsium (Ca2+) dan kalium (K+) yang lebih dari 99% terlarut sebagai ion dalam air laut, dan . Elemen lain yang terlatut dalam air laut dalam konsentrasi kurang dari 2 ppm seperti lithium logam alkali (Li+) dan rubidium (Rb+), kation bumi barium (Ba2+), Logam transisi molibdenum (asMoO42_), dan yodium halogen. Serta unsur hara nitrogen dan fosfor.  Selain itu terdapat juga Kobalt, tembaga, besi, mangan, molibdenum, vanadium, dan seng dimana semua unsur ini mempunyai fungsi penting untuk kehidupan flora laut dalam konsentrasi yang tidak berlebih. Namun logam seperti kobalt, aluminium, kromium, nikel, seng, tembaga, cadmium, merkuri dalam konsentrasi besar akan berubah menjadi racun yang berbahaya jika dalam konsentrasi berlebih.
3.      Memahami organisme yang menghuni zona-zona tertentu misalnya neritic dan lautan yang dapat dikelompokkan menurut kebiasaan hidup mereka ke dalam : kelompok plankton (mengambang bebas), Nekton (berenang) dan bentos ( menetap) sehingga kita akan tahu keragaman biota yang terdapat pada perairan laut di suatu wilayah tertentu dengan kedalaman tertentu dan karateristik lingkungan serta cara-cara adaptasi dari organisme tersebut.
4.      Dengan memahami aspek kimia dan biologi oseanografi suatu perairan dalam peranannya untuk pembangunan perikanan secara umum  dapat digunakan sebagai salah satu landasan penyusunan kebijakan dan rencana pembangunan wilayah perairan dengan memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian untuk mencapai pembangunan perikanan  dan kelautan yang optimal tanpa adanya perusakan dan berlangsung secara berkelanjutan termasuk di dalamnya bagaimana kiprah pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pengelolaan secara bertanggungjawab (rensponsibility). Kondisi yang sedemikian hendaknya juga didukung dengan segala fasilitas yang harus disediakan oleh pemerintah guna melengkapi dan mendorong para peneliti yang bergerk dibidang tersebut agar mampu menyediakan data dasar yang semakin bagus dan akurat.
5.      Peningkatan daya saing jika dilihat dari sisi ekonomi juga didasarkan atas pemahaman terhadap kondisi lingkungan yang kita miliki, karena produk kelutan dan perikanan yang dieksploitasi dengan tidak memperhatikan kaidah kelestarian alam akan mengalami disalokasi oleh pasar global, sehingga dibutuhkan kearifan semua pihak dalam menata strategi pengelolaan lingkungan termasuk biota di dalamnya.
6.      Pemahaman terhadap kondisi biologi dan kimia laut di suatu kawasan dalam waktu tertentu memberikan pemahaman kepada semua pihak akan dampak pembangunan di darat yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kondisi lingkungan laut.
Contoh adalah sebagai berikut ;
a.      Mengetahui kondisi kimia dan biologi dari suatu perairan maka secara tidak langsung dapat diketahui landasan pengembangan mariculture (budidaya laut) baik dalam penentuan lokasi dan penetuan tindakan preventif untuk menghindari hal-hal yang merugikan baik dari segi usaha maupun kerusakan secara ekologis (misalnya red tide). Dalam usaha budidaya laut komponen kualitas air merupakan komponen utama untuk keberhasilan kegiatan budidaya dan jenis budidaya apa yang cocok untuk dilakukan diwilayah tersebut sehingga tingkat resiko ketidak sesuaian persyaratan hidup dari organisme yang akan dibudidayakan dapat diminimalisir. Dimana dengan adanya data kimia dari suatu perairan akan menunjukkan kondisi perairan dari suatu kawasan sehinhha syarat kualitas air dapat terpenuhi dan jika diperlukan suatu perlakuan tertentu akan memudahkan kita untuk melakukannya karena ketersediaan data dasar.
b.      Mengetahui tingkat kesuburan dari suatu wilayah perairan tertentu kita dapat  memperkirakan keragaman sumberdaya yang terdapat di wilayah laut tersebut sehingga dapat dijadikan salah satu tolok ukur untuk penentuan wilayah penangkapan (fishing ground) yang baik. Perubahan kondisi biologi lingungan juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur apakah perairan tersebut masih bagus atau sudah mengalami pencemaran sehingga upaya untuk mengatasi dan memperbaiki standar lingkungan agar mendekati kondisi yang normal untuk mengembalikan habitat atau lingkungan perairan yang memenuhi syarat untuk kehidupan komunitas yang seharusnya ada di daerah tersebut dapat dilakukan. Contoh nyata dari pemanfaatan pengetahuan kimia dan biologi oseanografi adalah sebagai dasar penentuan Kawasan Perlindungan Laut, penentuan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WWP) kita dan beberapa kebijakan lainnya yang terkait dalam usaha pembanguanan perikanan dan kelautan.
Konsentrasi klorofil-a misalnya di suatu perairan sebagai bagian dari elemen penting dalam penentuan daerah penangkapan ikan melalui pencitraan satelit sebagaiakibat terjadinya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan perairan melalui berbagai proses dinamika massa air, diantaranya upwelling, percampuran Vertikal massa air Serta pola pergerakan masa air yang membawa massa air kaya nutrien dari perairan sekitarnya merupakan faktor penting yang sangat membantu efektifitas penngkapan ikan. Pemahaman itu lahir dari pemahaman terhadapaspek biologi dan kimia laut.