Tuesday, July 31, 2012

Dampak Negatif IUU Fishing Terhadap Aspek Ekonomi, Politik, Sosial, Dan Lingkungan


-     Ekonomi
IUU Fishing ini telah secara nyata merugikan ekonomi Indonesia. Negara ini telah kehilangan sumber devisa negara yang semestinya bisa menghidupi kesejahteraan masyarakatnya, namun nyatanya justru dinikmati oleh segelintir orang atau kelompok tertentu baik dari dalam maupun luar negeri. Faktor- kekayaan sumber daya alam Indonesia telah membuat cukong-cukong asing yang bekerjasama dengan oknum lokal, menggaruk hasil kekayaan alam kita. Tidak tanggung-tanggung, kerugian Negara yang diakibatkan kejahatan bidang perikanan ini mencapai angka yang luar biasa. Menurut Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (DKP) Ardisu Zainuddin, pada tahun 2005 jumlah pelanggaran yang ditangani DKP 174 kasus, tahun 2006 naik menjadi 216 kasus, sementara hingga September 2007 sudah ada 160 kapal ikan liar yang diproses secara hukum. Dari barang bukti kasus-kasus illegal fishing yang didapat jajaran DKP, rata-rata potensi kerugian negara mencapai antara Rp1-Rp4 miliar per kapal.
Jika sampai September 2007 ada 160 kapal yang ditangkap, berarti minimal kerugian negara akibat penangkapan ikan liar tahun 2007 saja berkisar antara Rp160 miliar sampai Rp640 miliar. Meski belum ada data resmi mengenai kerugian negara akibat penangkapan ikan ilegal itu, tetapi dari riset DKP pada 2003, totalnya bisa mencapai US$1,9 miliar (sekitar Rp18 triliun).

-     Politik
Persoalan illegal fishing merupakan sumber utama terjadinya ketegangan tidak hanya diantara komunitas namun juga antar negara. Kegiatan illegal fishing diperairan negara tetangga yang dilakukan kapal-kapal pukat (trawlers) Thailand sering menimbulkan ketegangan diantara Thailand dengan negara-negara tetangga, khususnya dengan Malaysia, Myanmar dan Indonesia.
Karena melibatkan kelompok nelayan dari berbagai negara, maka IUU Fishing ini tentu akan sangat rentan terhadap konflik yang lebih luas yaitu perselisihan antar negara. Dan kondisi itu akan semakin meningkat, mengingat sebagian besar negara-negara yang terlibat enggan untuk membentuk kerjasama regional untuk memberantas kegiatan illegal tersebut. Negara yang bersangkutan sepertinya tiadak mau dipersalahkan dan tidak mau dilibatkan. Mereka merasa bahwa laut meruapakan tempat terbuka (open access) dimana melibatkan lalu lintas yang sangat padat sehingga sulit untuk mendeteksi dari mana mereka berasal. Di Indonesia, hal ini semakin diperparah dengan angkatan laut dan penegakan hukum yang lemah sehingga semakin terbukanya kesempatan untuk terjadinya IUU Fishing di wilayah kedaulatan negara. Permasalahan ini sebenarnya bisa sedikit dihindari apabila setiap negara mau menjalin kerja sama regional untuk bersama-sama memberantas kegiatan IUU Fishing.

-     Sosial
Bagi Indonesia IUU Fishing menjadi perhatian utama, karena hal ini terjadi setiap hari di perairan Indonesia. Dikawasan Asia Tenggara, sektor perikanan menjadi salah satu sumber utama bagi ketahanan pangan di kawasan. Motif ekonomi sering menjadikan alasan bagi eksplorasi besar-besaran terhadap sumber daya perikanan, yang pada gilirannya, menjadikan sebagai penyebab utama bagi berkurangnya secara drastis terhadap persediaan ikan di Asia Tenggara. Persoalan ini akan berpengaruh buruk terhadap kelangsungan hidup lebih dari 100 juta jiwa. Hal ini juga telah menyebabkan sengketa diantara para nelayan lokal dengan para pemilik kapal pukat dan juga diantara para nelayan tradisional antar negara. Berkurangnya persediaan ikan diperairan Indonesia sebagai akibat illegal fishing yang dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal pukat, juga telah memaksa para nelayan tradisional Indonesia terlibat dalam kegiatan illegal fishing diperairan Australia, yang menyebabkan timbulnya permasalahan diantara kedua negara.
Dampak secara langsung tidak hanya dirasakan oleh para nelayan, tetapi juga para karyawan pabrik, terutama pabrik-pabrik pengolahan ikan. Di Tual dan Bejina misalnya, sejak beroperasinya kapal-kapal penangkap ikan asing tersebut, maka seluruh perusahaan industri pengolahan ikan tidak beroperasi lagi, dan akibat lebih lanjut sudah dapat ditebak apa yang terjadi, yaitu PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) para karyawan pabrik pengolahan ikan. Karena tidak ada lagi bahan baku tangkapan ikan yang diolah oleh perusahaan. Ini terjadi karena semua tangkapan ikan oleh kapal asing tersebut telah ditransfer ke kapal yang lebih besar di tengah laut istilahnya 'trans-shipment' dan hal ini jelas-jelas telah melanggar peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16 Tahun 2006 yang mewajibkan seluruh hasil tangkapan ikan diturunkan dan diolah di darat.

-     Lingkungan
Dari segi lingkungan, telah terjadi kerusakan yang permanen, karena menyebabkan ekosistem dan biota laut menjadi terganggu, akibat penggunaan alat penangkap ikan skala besar (Pukat Harimau dan Trawl) yang tidak sesuai dengan ketentuan dan keadaan kelautan kita. Dan yang pasti adalah semakin menipisnya sumber daya ikan di perairan Arafuru, karena hampir 3 tahun terjadi kegiatan penangkapan ikan secara semena-mena dan bersifat eksploitatif.

Sunday, July 29, 2012

Ironi Impor Udang Vaname

    Kebutuhan akan produk import sebenarnya lebih disebabkan kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat. Pemain atau importir sangat kuat pengaruh lobinya kepada penguasa untuk memingigirkan rakyat agar lemah berproduksi. Kebjakan ini berawal dari pernyataan bahwa pasokan bahan baku udang vaname dari dalam negeri menurun dan harganya tidak kompetitif meskipun mengakui bahwa kebijakan impor udang vaname ini bisa mematikan produksi udang nasional.
Dilihat dari asalnya udang vanamei memang bukan berasal dari Indonesia, tetapi berasal dari bagian barat pantai Amerika Latin. Indonesia mulai mengimpor udang vaname sebagai pengganti dari budidaya udang windu yang kolaps karena serangan penyakit virus white spot. Sebelumnya udang vanamei dikatakan bebas virus dan penyakit karena sudah melalui proses sertifikasi yang ketat. Tetapi berbagai keunggulan vannamei bukanlah tanpa cacat, petani udang Indonesia menjadi tergantung dengan negara lain.  Karena induk udang vaname yang masuk ke Indonesia harus didatangkan dari Hawai sebagai pusat pengadaan benih dan induk udang vaname. Dan hal ini terbukti dengan ketergantungan bangsa ini terhadap kebijakan impor ketika persediaan di Indonesia menjadi menurun. Apalagi induk yang diekspor ke Indonesia diduga bukan yang berkualitas bagus, sehingga benih yang dihasilkan pun memiliki kualitas lebih rendah daripada benih yang didatangkan langsung dari Hawai.  Akibatnya sudah bisa ditebak, produksi udang vannamei Indonesia kian menurun dan Indonesia dibuat tergantung oleh negara asing.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati terbesar. Sebagai konsekuensinya, Indonesia seharusnya memiliki keunggulan dibanding negara lain, Pertama, adalah keunggulan sumber daya alam. Dengan luas laut lebih kurang 5,8 km2, alasan kekurangan pasokan bahan baku udang sebenarnya merupakan sebuah ironi. Kita sebenarnya memiliki stok udang yang melimpah di laut, lobster misalnya. Perairan Indonesia memiliki potensi lobster cukup besar: di Paparan Sunda, Samudera Hindia, Laut Sulawesi, juga di Laut Maluku dan Papua. Akan tetapi potensi tersebut belum banyak dimanfaatkan secara maksimal. Upaya penangkapan banyak dilakukan, namun sebagian besar dengan cara-cara yang sederhana sehingga hasilnya kurang maksimal. Apalagi, munculnya lobster ini bersifat musiman.
Kedua adalah keunggulan sumberdaya manusia. Secara kuantitas jumlah penduduk Indonesia merupakan yang terbesar kelima di dunia, yaitu lebih kurang 220 juta jiwa. Dan, lebih kurang 60 persen diantaranya hidup di pesisir. Dan, sebagian besar diantaranya menggantungkan kehidupannya kepada keberadaan sumberdaya laut.
Artinya, bahwa sebenarnya Indonesia sudah memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun bangsa bahari.  Namun selama ini Pemerintah kurang memperhatikan potensi-potensi tersebut, sehingga diperlukan upaya untuk menyusun strategi bersama dalam meningkatkan daya saing produk perikanan nasional sebagai komitmen bersama untuk memmbangun negara dan bangsa yang berdaya saing tinggi.
Kegalan budidaya vannamei mestinya menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa usaha apaun yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap produk impor adalah sangat beresiko dan berbahaya bagi ketahanan nasional.  Disaat krisis keuangan global, produk yang memiliki muatan impor tinggi sangat rentan terhadap dampak krisis. 


Saturday, July 28, 2012

Pentingnya Memahami Aspek Kimia Dan Biologi Oseanografi Dalam Pembangunan Sektor Kelautan Indonesia Secara Umum (II)


Dalam membangun sektor kelautan Indonesia yang baik, kita perlu memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap lingkungan laut dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya agar tidak salah dalam dalam mengambil keputusan. Hal ini penting untuk menghindari atau mengurangi terjadinya dampak negatif yang akan ditimbulkan pada ekosistem perairan laut itu sendiri.
      Dalam upaya tersebut, tidak dapat dilakukan hanya terhadap lautan itu sendiri. tetapi menyangkut segala aspek kelautan yang dapat mempengaruhi laut tersebut. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah aspek kimia dan biologi laut. Oleh karena itu, adalah sangat penting bagi kita untuk memahami kedua aspek tersebut terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembangunan sektor kelautan.

Aspek Kimia Oseanografi
Pentingnya memahami aspek kimia oseanografi dalam pembangunan sektor kelautan Indonesia diantaranya adalah dalam pengelolaan kualitas air laut dan mengetahui peran laut dalam perubahan iklim sebagai akibat dari semakin memanasnya permukaan bumi akibat pemanasan global, terutama sebagai penyerap karbon (karbon sink).
-     Pengelolaan kualitas air laut
Karena kita akan membangun sektor kelautan maka kita juga perlu melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi dan karakteristik laut yang akan kita kembangkan. Diantaranya adalah mengetahui kualitas air laut yang sangat besar dampaknya bagi kelangsungan pembangunan di bidang kelautan. Tujuan yang terpenting dari pengelolaan kualitas air laut adalah untuk menjaga fungsi atau keadaan laut sesuai atau mendekati keadaan kualitas awal sebelum adanya kegiatan pembangunan sektor perikanan dengan mengacu kepada parameter-parameter yang ditunjukkan oleh standar baku mutu lingkungan perairan laut. Parameter yang diambil dari aspek kimia yang berhubungan dengan pengelolaan ini adalah kadar nitrogen, kadar fosfat, kadar logam, oksigen terlarut, salinitas, derajat keasaman (pH), dan kebutuhan oksigen (BOD). Pengetahuan keseluruhan mengenai hal ini perlu dilakukan agar pemanfaatan lautan sebagai bagian dari pembangunan sektor kelautan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Ada banyak faktor yang menentukan kualitas air dan suatu lautan. Penurunan kualitas laut dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah limbah kimia yang dapat berakibat secara langsung, kemudian kualitas atau keadaan perairan pantai dimana lautan harus selalu dipandang sebagai satu kesatuan ekosistem.
Masuknya zat-zat kimia ataupun tumpahan-tumpahan minyak di perairan laut akan sangat mempengaruhi biota-biota laut. baik meracuni secara langsung, menekan kehidupan organisme maupun merusak gen organisme. Hal ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan terhadap kehidupan organisme laut lainnya. Penyebab lain menurunnya kualitas air laut adalah akibat proses sedimentasi yang terjadi di daerah pantai yangmempengaruhi tingkat kecerahan sehingga sinar matahari yang masuk ke dalam perairan terhalang oleh permukkan perairan. Pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan fotositesa tumbuhan laut dan berpengaruh terhadap jumlah oksigcn terlarut pada perairan tersebut. Kadar oksigen tcrsebut sangat penting bagi pernafasan ikan dan udang serta merupakan salah satu komponen utama untuk keperluan metabolisme organisme perairan.
Jika kita memiliki pengetahuan yang luas dan kuat dalam bidang kimia oseanografi, maka kita akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu kebijakan dalam pengelolaan air laut, termasuk arti pentingnya bagi pembangunan kelautan yang berkelanjutan. Sehingga perlu dilakukan suatu manajemen pengelolaan yang terpadu mulai dan daerah darat hingga laut.

Aspek Biologi Oseanografi
Aspek lain yang juga tidak kalah penting dipelajari dalam pembangunan sektor kelautan adalah biologi oseanografi atau ilmu mengenai biota yang ada di laut. Pentingnya memahami ilmu tersebut diantaranya adalah mengetahui lokasi daerah penangkapan melalui pola persebaran ikan dan menentukan daerah perlindungan atau kawasan konservasi.
-     Mengetahui lokasi daerah penangkapan
Pengembangan suatu kawasan perairan untuk menjadi daerah penangkapan ikan dibutuhkan berbagai informasi dan teknologi agar tujuan pemanfaatan tersebut dapat tercapai. Tujuan tersebut adalah bagaimana mendapatkan sumberdaya ikan sebanyak mungkin dan menguntungkan, menguntungkan karena operasi penangkapan dilakukan secara efisien dan efektif. Dengan demikian untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan informasi keberadaan daerah penangkapan ikan. Untuk membantu mencari lokasi daerah penangkapan ikan dibutuhkan pengetahuan tentang kesuburan perairan.
Untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan kita membutuhkan bantuan ilmu biologi khususunya pemahaman mengenai rantai makanan. Ini penting, karena kita menganggap dalam ekosistem laut terdapat keterkaitan antara biota yang satu dengan lainnya, seperti halnya biota dengan lingkungannya. Dengan mempelajarinya kita bisa mengetahui species apa yang menjadi indikator bagi kesuburan perairan.
Salah satu species yang bisa dijadikan sebagai indikator bagi kesuburan perairan adalah fitoplankton. Fitoplanklon memegang peranan yang sangat penting dalam transfer energi dan rantai makanan (food chain) yang berlangsung di ekosistem perairan, Besar kecilnya nilai kelimpahan dan komposisi spesies ini menunjukkan tingkat kesuburan yang ada di suatu perairan. Kesuburan suatu perairan pada umumnya akan merangsang kegiatan biologis lainnya sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan kelimpahan sumberdaya hayati perairan tersebut.
-     Menentukan daerah perlindungan atau kawasan konservasi.
Salah satu bagian ilmu dalam biologi oseanografi yang berperan dalam menentukan daerah perlindungan atau kawasan konservasi adalah pola hidup species. Khusus dalam permasalahan ini, pengetahuan tersebut sangat berperan dalam membuat zonasi di dalam kawasan konservasi.
Seperti konsep yang sering dibicarakan pada tulisan sebelumnya, dalam menentukan luasan kawasan konservasi, kita harus berbasis kepada ekosistem dan bukan administrasi. Karena setiap species yang akan kita lindungi pasti memiliki keterkaitan dan hubungan dengan species lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Kawasan konservasi dilakukan terhadap species-species yang dianggap berada di ambang kepunahan, sehingga diharapkan kelestariannya akan tetap terjaga. Sebelum melakukan konservasi, terlebih dahulu kita harus mengetahui karakteristik dari species tersebut. Diantaranya adalah pola migrasi, pola makan, pola kawin, dll yang mempengaruhi kehidupan species tersebut. Dengan melakukan pemahaman terhadap hal tersebut maka dalam pembuatan zonasi tidak akan mendapatkan kesulitan.
            Setelah memahami dengan baik ilmu biologi oseanografi, maka kita akan tahu daerah mana yang akan kita jadikan daerah penangkapan dan daerah mana yang akan kita jadikan sebagai daerah perlindungan atau kawasan konservasi. Selanjutnya kita bisa terhindar dari kesalahan dalam pembuatan kebijakan yang berdampak buruk terhadap ekosistem laut, sehingga pembangunan kelautan dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.    

Friday, July 27, 2012

Sembilan Sektor Ekonomi Kelautan Yang Dapat Digunakan Untuk Memakmurkan Indonesia Jika Dikelola Dengan Benar



(1) Perikanan Tangkap,
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun atau 7 persen dari total potensi lestari SDI laut dunia yang tersebar dalam 9 wilayah pengelolaan perikanan dan sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Pada tahun 2001, tercatat jumlah potensi sumber daya ikan laut yang telah dimanfaatkan sebesar 4,1 juta ton berarti tingkat pemanfaatannya mencapai 63,5 %.

(2) Perikanan Budidaya,
Selain potensi perikanan tangkap, Indonesia memiliki potensi perikan budidaya yang cukup besar. Berdasarkan hitungan sekitar 5 km dari garis pantai kea rah laut, potensi lahan kegiatan budidaya laut diperkirakan sekitar 24,53 juta ha. Komoditas – komoditas yang dapat dibudidayakan antara lain: ikan kakap, kerapu, tiram, kerang darah,kerang mutiara dan rumput laut. Pada tahun 2000, kegiatan budidaya laut mencapai produksi sebesar 994,962 ton dengan nilai sebesar 1,36 triliun berdasarkan nilai pada tingkat produsen. Indonesia juga memiliki potensi pengembangan budidaya tambak di daerah hutan bakau. Menurut Ditjen Perikanan pemanfaatan pengembangan tambak baru mencapai 40 persen dari potensinya atau 344,759 ha.

 (3) Industri Bioteknologi Kelautan,
Bioteknologi kelautan dapat memberikan kontribusi ekonomi yang besar untuk pembangun bangsa Indonesia. Berbagai bahan bioaktif yang terkandung pada biota perairan laut seperti omega – 3, hormon, protein dan vitamin memiliki potensi yang sangat besar bagi penyedian bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Diperkirakan lebih dari 35.000 spesies biota laut memiliki potensi, sementara yang dimanfaarkan baru 5.000. Secara potensial, nilai ekonomi total dari produk perikanan dan bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan sebesar 82 miliar dollar AS per tahun.

(4) Pertambangan Dan Energi,
Hampir 70 persen produksi minyak dan gas bumi kita berasal dari kawasan pesisir dan laut. Indonesia memiliki 60 cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi, dari 60 cekungan itu, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan di pesisir, dan hanya 6 cekungan berada di daratan. Total potensi kandungan sebesar 11,3 miliar barrel minyak bumi, yakni 5,5 miliar barrel cadangan potensial dan 5,8 miliar barrel cadangan terbukti.
Selain itu, diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik, yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial sebesar 37,3 triliun kaki kubik.

 (5) Pariwisata Bahari,
Pemanfaatan sumberdaya kelautan yang marak terjadi dewasa ini adalah pengembangan pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) bahkan hingga menjadi produk pariwisata yang menarik dunia internasional.  Indonesia dengan Negara kepulauan memiliki banyak sekali titik – titik penyelaman (dive spot) yang dapat dijadikan referensi untuk wisata bahari, mulai dari kepulauan Raja Ampat di Irian Jaya, Kepulauan Wa-Ka-To-Bi di Sulawesi, Kepulauan Karimunjawa di Jawa Tengah dan masih banyak lainnya. Dengan keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan yang diperkirakan sekitar 263 jenis, Indonesia pada tahun 2001 mampu menyumbang US$ 5.428 milyar dengan pariwisata baharinya untuk GDP.

(6) Transportasi Laut,
Potensi ekonomi perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS per tahun. Ini berdasarkan pada perhitungan bahwa sejak 15 tahun terakhir telah dikeluarkan devisa sekitar 14 miliar dollar AS per tahun. Dana sebesar itu untuk membayar armada pelayaran asing yang selama ini mengangkut 97 persen dari total barang yang diekspor dan diimpor ke Indonesia. Dan untuk mengangkut 50 persen dari total barang yang dikapalkan antarpulau di wilayah Indonesia.
Di sektor jasa penyediaan tenaga kerja pelaut, potensinya pun luar biasa besarnya. Pada tahun 2000 kebutuhan pelaut dunia sebanyak 1,32 juta orang dengan gaji mencapai 18 miliar per tahun. Dari jumlah tersebut, Indonesia baru mampu memasok sebanyak 34.000 orang (3 persen) dari total kebutuhan tenaga pelaut dunia. Filipina 191.000 pelaut (25 persen) dan China sebanyak 104.000 pelaut (10 persen).

(7) Industri Dan Jasa Maritim,
Potensi ekonomi dari sektor industri dan jasa maritim hádala berupa galangan kapal, coastal and offshore engineering, pabrik peralatan dan mesin perikanan, pelabuhan laut, serta teknologi komunikasi dan informasi. Ekonomi kelautan ini akan semakin strategis bagi bangsa Indonesia seiring dengan pergeseran pusat kegiatan ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Poros Pasifik. Hampir 70 persen dari total perdagangan dunia ada di kawasan ini. Sebanyak 75 persen dari barang-barang yang diperdagangkannya ditransportasikan melalui laut Indonesia dengan nilai sekitar 1.300 triliun dollar AS per tahun.

 (8) Pulau-Pulau Kecil,
Potensi pulau-pulau kecil di Indonesia diperkirakan mencapai 10.000 pulau dari sejumlah 17.508 pulau. Jika berhasil dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan, pulau-pulau kecil ini bukan saja akan menjadi sumber pertumbuhan baru, melainkan sekaligus akan mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah dan kelompok sosial.

 (9) Sumber Daya Nonkonvensional.
Energi non konvensional adalah sumberdaya kelautan non hayati tetapi dapat diperbaharui juga memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan Indonesia.. Keberadaan sumberdaya ini dimasa yang akan dating semakin signifikan manakala energi sumber dari BBM semakin menipis. Jenis energi kelautan yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal energy conversion (OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi dari perbedaan salinitas. Perairan Indonesia adalah suatu wilayah perairan yang sangat ideal untuk mengembangkan sumber energi OTEC. Hal ini dimungkinkan karena OTEC didasari pada perbedaan suhu air laut permukaan dengan suhu air pada kedalaman minimal 200C. Saat ini pilot plant OTEC sedang dikembangkan di pantai utara Pulau Bali. Sumber energi kelautan lainnya, antara lain energi yang berasal dari perbedaan pasang surut dan energi yang berasal dari gelombang.  Hal ini sedang dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan Norwegia di Pantai Baron, D.I Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini merupakan masukan yang penting dan pengalaman yang bergunadalam upaya mempersiapkan sumberdaya manusia dalam memanfaatkan energi non-konvensional.

Seri Makanan: Resep Ikan Bakar Kakap

Bahan:
- 500 gr kakap merah
- 3 buah cabe merah
- 5 buah bawang merah
- 1 buah serai
- 3 lembar daun jeruk
- 20 gr terasi
- 2 sdm minyak goreng
- Garam

Cara memasak:
- Tumbuk semua bahan sampai halus
- Lumuri ikan selama 10 menit
- Setelah meresap dibakar hingga matang
- Hidangkan dengan lalapan dan sambal

Seri Makanan: Mantap.. Resep Ikan Bakar Lele Kecap

Bahan:
- 2 ekor ikan lele
- Kecap
- 1 sdm air jeruk limau
- 3 siung bawang putih
- 3 buah cabe merah
- 2 buah cabe rawit
- 1 sdt gula merah
- 1 sdt garam

Cara memasak:
- Bersihkan ikan lele lalu bakar sampai kering
- Aduk bumbu halus, air jeruk limau dan kecap manis
- Oleskan ikan dengan bumbu
- Bakar sampai matang dan hidangkan dengan lalapan

Seri Makanan: Resep Ikan Bakar Kecap Tumis Sayuran

Bahan:
- 1 ekor ikan
- 1 liter air
- Kecap
- Mentega
- 2 cm kunyit
- 2 buah jeruk nipis
- Garam

Sayuran Tumis:
- 1 sdm minyak sayur
- 10 gr bawang bombay
- 2 buah jamur shitake
- 100 gr lettuce
- 1 sdm kecap asin
- 1/2 sdt merica bubuk

Cara memasak
- Bersihkan ikan
- Lumuri ikan dengan jeruk nipis, kunyit dan garam, lalu diamkan selama 2 menit
- Bakar ikan sambil diolesi kecap dan mentega selama 15 menit
- Angkat ikan
- Tumis sayuran: cincang bawang bombay dan tumis hingga layu
- Tambahkan lettuce, jamur yang sudah diiris kasar dan bahan lainnya, aduk rata lalu angkat
- Sajikan ikan bakar kecap dengan tumis sayuran

Thursday, July 26, 2012

Dampak Perubahan Iklim (Pemanasan Global) Terhadap Laut



Pemanasan global telah memasuki tahap yang serius dalam beberapa tahun terakhir. Karena dampaknya yang sangat luas bagi manusia dan lingkungan di bumi. Salah satu dampak yang sudah mulai terlihat adalah adanya perubahan iklim. Meskipun masih menjadi perdebatan, namun pemanasan global disebut-sebut sebagai penyebab utamanya.
Adanya perubahan iklim tentu tidak bisa dianggap sebagai masalah kecil jika kita berbicara tentang pembangunan kelautan. Karena hal ini akan berdampak terhadap terganggunya pola kesimbangan alam, sehingga memaksa manusia untuk melakukan proses mitigasi dan adaptasi terhadap dampak yang akan ditimbulkannya di kemudian hari.
Dalam kaitan dengan pentingnya memahami aspek kimia laut adalah kita bisa mengetahui dimana seharusnya memposisikan laut dalam perubahan iklim akibat pemanasan global. Meskipun pemahaman tentang mekanisme dan jumlah karbon yang terlibat dalam pertukaran karbon antara laut dan atmosfer masih sedikit, laut telah terbukti sangat penting perannya dalam pengaturan alami tingkat CO2 di atmosfer.
Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya CO2 di atmosfer maka akan berdampak buruk bagi ekosistem laut. Salah satu biota yang terkena dampak secara langsung adalah karang. Sedikit penjelasan mengenai hal tersebut adalah laut menyerap 1/3 dari kelebihan CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Kemudian CO2 bereaksi dengan air laut membentuk asam karbonat menjadi bikarbonat. Reaksi inilah menyebabkan terjadinya penurunan pH air laut dan berkurangnya status kejenuhan aragonit. Pengurangan konsentrasi ion karbonat akan berakibat penurunan kemampuan karang untuk membentuk kerangka kapur. Dan jika hal ini dibiarkan dan tidak ada tindak lanjutnya maka nantinya akan menjadi penghambat kelangsungan pembangunan perikanan secara keseluruhan.

Sedimen


Dalam kehidupan sehari-hari kata sedimen banyak sekali pengertiannya disini diterangkan tentang beberapa pengertian sedimen dan sedimentasi. Dalam kaitannya dengan sedimen dan sedimentasi bebrapa ahli mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
    Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk  atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Karakteristik sedimen
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber dan dibedakan menjadi empat yaitu :
    Lithougenus sedimen
Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
 
    Biogeneuos sedimen
Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

     Hidrogenous sedimen
Hidrogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah manganese nodules, phosphate, carbonates, metal sulfides dan evaporate salts.
 
    Cosmogirl sedimen
Cosmogirl sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari luarangkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain.

Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.

    Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan awal tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.


1.    Sedimen Biogenik Pelagis
    Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi  kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
2.    Sedimen Terigen Pelagis
    Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.
Beberapa jenis endapan yang dapat ditemui wilayah laut Indonesia adalah sebagai berikut:
Ø      Batu keras: semua sediment yang terdiri dari partikel atau batuan yang bergaris tengah lebih dari 2mm.
Ø      Pasir dan lanau: sediment yang terdiri dari partikel yang bergaris tengah antara 2 micron- 2mm
Ø      Lumpur: semua sediment yang berasal dari perut bumi berukuran sangat kecil dan mengandung komponen-komponen pasir dan partikel-partikel silt. Sediment tersebut termasuk diataranya adalah Lumpur biru, Lumpur hijau, Lumpur hitam, abu gunung berapi, dan lain sebagainya.
Ø      Selut gampingan: semua endapan mengeras yang partikelnya berukuran pasir atau lebih halus mengandung sekitar 30%atau lebih CaCO3 kecuali endapan yang semuanya tersusun dari cangkang moluska atau koral.
Ø      Selut silikan: semua endapan mengeras yang paling sedikit 30% cangkang organisme silikan.
Ø      Lempung: semua pelagis yang berbutir halus bergaris tengah kurang dari 4 mikron, tersusun dari kurang lebih 30% jasad organisme dan kurang lebih 30% CaCO3.
Ø      Koral: semua endapan yang berasal dari bangkai terumbu karang.

    
Angin merupakan alat transportasi penting untuk memindahkan materi langsung ke laut. Lempung pelagis yang ada di laut dibawa terutama oleh tiupan angin (aeolian). Ukuran lempung ini < 20 µm. daerah lintang rendah menjadi daerah yang berpotensi dengan debu. Total debu yang di bawa angin ke laut adalah 108 ton per tahun. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan sedimen yang dibawa oleh sungai, sebesar 1,5 X 1010 ton per tahun. Sedimen juga terdapat di dataran tubir, tetapi hampir semua berada di sepanjang pinggiran benua termasuk mineral-mineral lempung yang dominan yang diperoleh dari suspensi flokulasi di mulut sungai dan estuari. Jadi, jumlah sedimen terigen sungai pada lempung pelagis relatif dapat berkurang terhadap kontribusi aeolian.
Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan mineral lempung. Pada skala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke sedimen laut dalam adalah kecil. Letusan besar dapat mengeluarkan abu dan debu dalam jumlah yang banyak dengan ketinggian 15-50 km, dan partikel terkecil berukuran 1-<1µm dapat tetap terapung selama beberapa bulan. Selama waktu tersebut partikel dapat bergerak mengelilingi bumi bersama angin lintang  tinggi dan menyebabkan kondisi cuaca tidak lazim: saat matahari terbit panasnya luar biasa materi berukuran 1-20 µm sangat jarang berada di kedalaman 10 km. materi ini akan jatuh di daerah yang jauhnya ratusan hingga ribuan km dari tempat letusan dalam beberapa hari atau minggu. Dari proses tersebut terbentuklah lapisan abu vulkanik yang berbeda dan dapat digunakan dalam korelasi penimbunan sedimen pelagis untuk lokasi-lokasi yang terpisah jauh.
(Agus Supangat dan Umi Muawanah).

Transpor Sedimen Pantai
Sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen pantai dapat berasal dari erosi pantai, dari daratan yang terbawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa oleh arus ke daerah pantai. Dalam ilmu teknik pantai dikenal istilah pergerakan sedimen pantai atau transpor sedimen pantai.  Bambang Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa definisi dari transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya.  Transpor sedimen pantai inilah yang akan menentukan terjadinya sedimentasi atau erosi di daerah pantai.
Transpor sedimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor sedimen menuju dan meninggalkan pantai (onshore - offshore transport) yang memiliki arah rata-rata tegak lurus pantai dan transpor sepanjang pantai (longshore transport) yang memiliki arah rata-rata sejajar pantai.
Transport sedimen tegak lurus pantai dapat dilihat pada kemiringan pantai dan bentuk dasar lautnya.  Proses transpor sedimen tegak lurus biasanya terjadi pada daerah teluk dan pantai – pantai yang memiliki gelombang yang relatif tenang.  Pada saat musim ombak, energi yang terdapat pada gelombang akan menggerus bibir pantai dan menimbulkan erosi yang ditandai dengan adanya dinding pantai.
Penggerusan tersebut akan menimbulkan lembah (trough) namun hal itu juga akan dibarengi dengan terbentuknya punggungan (bar) di samping lembah tersebut akibat adanya hukum kekekalan massa.  Adanya punggungan tersebut akan mengakibatkan perubahan posisi gelombang pecah karena pada umumnya gelombang akan pecah sebelum mencapai punggungan.
                                             Proses transpor sedimen tegak lurus pantai
Hukum kekekalan massa berlaku pada transpor sedimen tegak lurus pantai.  Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa sedimen tidak dapat hilang namun hanya dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.  Dari gambar terlihat timbulnya erosi pada daerah bibir pantai akan diikuti dengan proses sedimentasi di laut.
Transpor sedimen sejajar pantai (longshore transport) terjadi pada daerah pantai yang langsung berbatasan dengan samudera.  Transpor sedimen jenis ini dapat lebih mudah terlihat karena transpor sedimen jenis ini memberi pengaruh terhadap bangunan – bangunan pantai yang menjorok ke laut.  Akibat adanya transpor sedimen sejajar pantai maka pada bangunan pantai yang menjorok ke laut akan terlihat perbedaan pada kedua sisi bangunan pantai tersebut.  Pada satu sisi bangunan tersebut akan di jumpai proses sedimentasi sedangkan pada sisi lainnya terjadi proses erosi.  Oleh karena itu dalam perencanaan untuk mendirikan bangunan pantai harus diperkirakan seberapa besar pengaruh dari transpor sedimen sebagai fungsi dari gelombang dan arus.  Hal itu harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada daerah pantai.
Efek lain yang terjadi pada daerah pantai akibat adanya transpor sedimen sejajar pantai adalah terbentuknya daratan antara suatu pulau dengan daratan utama.  Efek ini biasa di kenal dengan nama tombolo.

Pustaka:
Sugeng widada, 2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro : Semarang
Umi Muawanah dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar Laut. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.
Sulaiman, A. dan I. Soehardi. 2008. Pendahuluan Geomorfologi Pantai Kualitatif. BPPT. Jakarta.
Triatmojo, B. 1999.  Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.
http://kemaritiman-indonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=24&Itemid=40


Wednesday, July 25, 2012

Dominansi Makroalgae Pada Terumbu Karang (Mekanisme dan Implikasinya)

Dominansi makroalgae pada terumbu karang lebih besar dipengaruhi oleh besar kecilnya keberadaan herbivore dibandingkan dengan keberadaan/komposisi nutrien dalam yang dimiliki oleh sebuah kawasan perairan, hal ini disebabkan oleh ; 1) Sifat makroalga menempel dan itu langsung menempel subtract terumbu karang; 2) Penempelan itu salah satunya menyebabkan gangguan secara langsung terhadap zooxzantela yang bersimbiosis dengan karang tersebut dan bisa menyebabkan zooxzantela meninggalkan karang sehingga dapat mengakibatkan kematian karang;
Sehingga dalam kondisi dimana herbivor berperan dalam lingkungan tersebut dan sebagai konsumen dari makroalga yang tumbuh disekitar karang akan menyebabkan terminimalisirnya kelimpahan makroalga dan dengan sendirinya akan berkurang seiring dengan penambahan populasi dari herbivor.
Terkait dengan kelebihan nutrient pada suatu perairan, hal tersebut  akan berpengaruh terhadap pertumbuhan makroalga, sehingga dengan adanya peran herbivor kelebiahan nutrient tersebut tidak akan banyak pengaruhnya terhadap kehidupan terumbu karang. Dengan kata lain kelebihan nutrien di suatu perairan akan dapt diatasi dengan kehadiran herbivor di lingkungan tersebut;
Namun tidak di pungkiri bahwa keberlangsungan hidup terumbu karang juga dipengaruhi faktor-faktor lain selaian makroalga, nutrisi dan herbivore.
Peran penting herbivor dalam meminimalisir keberadaan makroalga yang menjadi salah satu peyebab keruskan karang telah diuji oleh Prof. Jamaludin Jompa bersama dengan Laurence J. McCook, dengan beberapa point penting sebagai berikut;
a.    Penurunan tingkat herbivora atau meningkatkan pasokan nutrisi akan menyebankan meningkatnya kelimpahan makroalga yang akan meyebabkan terjadinya persaingan yang sangat kompetitif antara makroalga dan karang;
b.    Eksperimental dengan penghilangan herbivora akan mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam kematian jaringan karang. Manipulasi insitu timbal balik karang dan makroalga telah menunjukkan bahwa terumbu juga menghambat pertumbuhan makroalga, meskipun jenis variegata L. jelas merupakan dominan kompetitif. Kekuatan inhibisi kompetitif ini ditunjukkan oleh pertumbuhan jaringan atau pemulihan (ke bawah) di atas kerangka telanjang, yang secara konsisten terjadi pada tidak adanya pesaing makroalga. Kekuatan interaksi kompetitif ini ditunjukkan lebih lanjut oleh efek besar ukuran dan oleh efek kompetitif yang kuat pada semua tingkat perawatan lain faktor-faktor herbivor dan nutrisi;
c.     Pentingnya herbivora pada pertumbuhan makroalga adalah  untuk mencegah pertumbuhan berlebih pada karang. Dengan demikian, herbivor memainkan peran penting dalam mencegah karang bercabang untuk menjadi sepenuhnya ditumbuhi oleh makroalga.
d.    Penambahan nutrisi tidak memiliki signifikan efek pada karang secara keseluruhan, tapi dampak yang kecil terhadap pertumbuhan makroalga dan karang akibat kematian jaringan ketika herbivora tidak dilibatkan
e.    Efek nutrisi pada pertumbuhan makroalga hanya menyebabkan efek kompetitif di karang ketika herbivor tidak cukup untuk mengkonsumsi makroalga kelebihan pertumbuhan dan bahwa baik herbivora dan efek gizi di karang bergantung pada kekuatan dan hasil dari interaksi kompetitif antara karang dan makroalga;
f.      Penambahan nutrisi dilakukan secara signifikan meningkatkan angka kematian jaringan karang. Walaupun demikian dapat di katakan bahwa nutrisi berpengaruh secara keseluruhan terhadap kematian jaringan terumbu karang namun tidak  signifikan atau sangat kecil dibandingkan dengan efek dari herbivore;
Benang merah dari hasil studi ini menunjukkan kekuatan relatif dari makroalga persaingan, herbivor, dan pasokan nutrisi dalam mempengaruhi kelangsungan hidup karang.  Pertumbuhan makroalga pesaing yang berlebih akan memiliki efek yang kuat pada karang. Herbivor juga memiliki efek yang kuat, tetapi hanya secara tidak langsung dengan membatasi pertumbuhan makroalga pesaing. Efek peningkatan nutrisi dalam percobaan ini kecil dan hanya diungkapkan dalam ketiadaan herbivora. Secara keseluruhan, hasilnya mendukung pandangan mekanistik bahwa persaingan antara karang dan kelimpahan makroalga diatur oleh kontrol herbivora makroalga dan peningkatan gizi hanya akan mempengaruhi kelimpahan makroalga dan karenanya daya saing ketika herbivora sangat langka, baik secara alami atau sebagai hasil dari dampak manusia .  
Meskipun hasil studi ini sampai batas tertentu khusus untuk kombinasi tertentu dari spesies karang dan makroalga (dan juga herbivora dan gizi tertentu rezim di situs eksperimental) dan tidak boleh digeneralisir.

Tuesday, July 24, 2012

Seri Makanan: Kepala Ikan Mas Bumbu Lodho Khas Tulungagung

Bahan:
- 1 kepala ikan mas
- 2 batang serai
- 1 1/2 sdt ketumbar
- 8 butir bawang merah
- 3 butir bawang putih
- 5 butir kemiri
- 2 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 2 cm kunyit
- 100 cc santan
- Jahe
- Daun jeruk
- Garam

Pra memasak:
- Kepala ikan mas dibelah dua jangan sampai putus
- Memarkan batang serai
- Haluskan bumbu bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri dan kunyit

Cara memasak:
- Tumis bumbu dengan daun salam, serai, jahe dan daun jeruk lalu tuangkan santan.
- Aduk sampai merata lalu masukkan kepala ikan mas
- Biarkan di atas api kecil sekitar 10 menit
- Kepala ikan mas dikeluarkan lalu dibakar
- Olesi dengan santan tadi sampai matang
- Hidangkan dengan lalapan

Saturday, July 21, 2012

Pelajaran Dari Laut: Saling Percaya dan Saling Membantu (2)


Untuk bertahan hidup, terkadang kita perlu sedikit bantuan. Dukungan atau bantuan sederhana dirasa cukup untuk dapat tetap bertahan. Seperti halnya yang terjadi pada siput laut dan anemon laut. Kekerabatan keduanya telah dikenal selama lebih dari satu abad, meskipun masih belum diketahui bagaimana awal mereka menjalin hubungan tersebut.
Ketika siput laut mendekat, anemon laut bergerak meraih cangkang siput laut dengan tentakel dan melepaskan diri dari habitat asalnya. Setapak demi setapak memanjat ke atas cangkang siput laut. Butuh kesabaran bagi anemon laut, rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk berada di posisinya.  
Sikap saling percaya dan saling membantu antara siput laut dan anemon laut dapat menolong mereka mempertahankan diri dari bintang laut. Bagi siput, tentakel-tentakel anemon laut selalu siap dan waspada mengusir bintang laut. Di sisi lain, anemon laut terlindung dari predator tersebut dengan tetap berpegang pada cangkang siput laut.   

Pelajaran Dari Laut: Kebersamaan dalam Kelompok (1)


 
              Inggarfor atau bluefin travally, caranx melampygus, adalah salah satu jenis ikan pelagis kecil yang hidup di air terbuka, sehingga mereka tidak bisa bersembunyi di antara rumput laut, celah-celah karang, atau di bawah batu. Kondisi tersebut membuat mereka rawan terhadap serangan ikan-ikan predator. Oleh karena itu, ikan pelagis kecil biasanya bersama-sama membentuk kelompok sebagai perlindungan. Ketika berkelompok, mereka memiliki banyak mata, sulit diserang dan membuat predator kesulitan untuk memilih individu ikan. Mereka bereaksi terhadap pergerakan predator dengan refleks kilat, berirama naik turun dengan perubahan arah yang cepat. Ketika predator mendekat, mereka dengan cepat bergerak dan mereformasi di balik predator. Selama tahap akhir serangan, mereka secara aktif berpencar ke segala arah dan kemudian secepat kilat kebali membuat formasi pertahanan. Dalam kelompok tersebut tidak ada pemimpin, mereka berkelompok dari kesadaran yang mereka bangun sendiri. Perilaku tersebut diikuti oleh setiap individu ikan dalam kelompok, dimana mereka saling berdekatan, bergerak ke arah yang sama, dan menghindari tabrakan satu sama lain. Mereka telah berevolusi ke dalam tehnik pertahanan yang sangat canggih yaitu kebersamaan dalam kelompok.