Wednesday, July 25, 2012

Dominansi Makroalgae Pada Terumbu Karang (Mekanisme dan Implikasinya)

Dominansi makroalgae pada terumbu karang lebih besar dipengaruhi oleh besar kecilnya keberadaan herbivore dibandingkan dengan keberadaan/komposisi nutrien dalam yang dimiliki oleh sebuah kawasan perairan, hal ini disebabkan oleh ; 1) Sifat makroalga menempel dan itu langsung menempel subtract terumbu karang; 2) Penempelan itu salah satunya menyebabkan gangguan secara langsung terhadap zooxzantela yang bersimbiosis dengan karang tersebut dan bisa menyebabkan zooxzantela meninggalkan karang sehingga dapat mengakibatkan kematian karang;
Sehingga dalam kondisi dimana herbivor berperan dalam lingkungan tersebut dan sebagai konsumen dari makroalga yang tumbuh disekitar karang akan menyebabkan terminimalisirnya kelimpahan makroalga dan dengan sendirinya akan berkurang seiring dengan penambahan populasi dari herbivor.
Terkait dengan kelebihan nutrient pada suatu perairan, hal tersebut  akan berpengaruh terhadap pertumbuhan makroalga, sehingga dengan adanya peran herbivor kelebiahan nutrient tersebut tidak akan banyak pengaruhnya terhadap kehidupan terumbu karang. Dengan kata lain kelebihan nutrien di suatu perairan akan dapt diatasi dengan kehadiran herbivor di lingkungan tersebut;
Namun tidak di pungkiri bahwa keberlangsungan hidup terumbu karang juga dipengaruhi faktor-faktor lain selaian makroalga, nutrisi dan herbivore.
Peran penting herbivor dalam meminimalisir keberadaan makroalga yang menjadi salah satu peyebab keruskan karang telah diuji oleh Prof. Jamaludin Jompa bersama dengan Laurence J. McCook, dengan beberapa point penting sebagai berikut;
a.    Penurunan tingkat herbivora atau meningkatkan pasokan nutrisi akan menyebankan meningkatnya kelimpahan makroalga yang akan meyebabkan terjadinya persaingan yang sangat kompetitif antara makroalga dan karang;
b.    Eksperimental dengan penghilangan herbivora akan mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam kematian jaringan karang. Manipulasi insitu timbal balik karang dan makroalga telah menunjukkan bahwa terumbu juga menghambat pertumbuhan makroalga, meskipun jenis variegata L. jelas merupakan dominan kompetitif. Kekuatan inhibisi kompetitif ini ditunjukkan oleh pertumbuhan jaringan atau pemulihan (ke bawah) di atas kerangka telanjang, yang secara konsisten terjadi pada tidak adanya pesaing makroalga. Kekuatan interaksi kompetitif ini ditunjukkan lebih lanjut oleh efek besar ukuran dan oleh efek kompetitif yang kuat pada semua tingkat perawatan lain faktor-faktor herbivor dan nutrisi;
c.     Pentingnya herbivora pada pertumbuhan makroalga adalah  untuk mencegah pertumbuhan berlebih pada karang. Dengan demikian, herbivor memainkan peran penting dalam mencegah karang bercabang untuk menjadi sepenuhnya ditumbuhi oleh makroalga.
d.    Penambahan nutrisi tidak memiliki signifikan efek pada karang secara keseluruhan, tapi dampak yang kecil terhadap pertumbuhan makroalga dan karang akibat kematian jaringan ketika herbivora tidak dilibatkan
e.    Efek nutrisi pada pertumbuhan makroalga hanya menyebabkan efek kompetitif di karang ketika herbivor tidak cukup untuk mengkonsumsi makroalga kelebihan pertumbuhan dan bahwa baik herbivora dan efek gizi di karang bergantung pada kekuatan dan hasil dari interaksi kompetitif antara karang dan makroalga;
f.      Penambahan nutrisi dilakukan secara signifikan meningkatkan angka kematian jaringan karang. Walaupun demikian dapat di katakan bahwa nutrisi berpengaruh secara keseluruhan terhadap kematian jaringan terumbu karang namun tidak  signifikan atau sangat kecil dibandingkan dengan efek dari herbivore;
Benang merah dari hasil studi ini menunjukkan kekuatan relatif dari makroalga persaingan, herbivor, dan pasokan nutrisi dalam mempengaruhi kelangsungan hidup karang.  Pertumbuhan makroalga pesaing yang berlebih akan memiliki efek yang kuat pada karang. Herbivor juga memiliki efek yang kuat, tetapi hanya secara tidak langsung dengan membatasi pertumbuhan makroalga pesaing. Efek peningkatan nutrisi dalam percobaan ini kecil dan hanya diungkapkan dalam ketiadaan herbivora. Secara keseluruhan, hasilnya mendukung pandangan mekanistik bahwa persaingan antara karang dan kelimpahan makroalga diatur oleh kontrol herbivora makroalga dan peningkatan gizi hanya akan mempengaruhi kelimpahan makroalga dan karenanya daya saing ketika herbivora sangat langka, baik secara alami atau sebagai hasil dari dampak manusia .  
Meskipun hasil studi ini sampai batas tertentu khusus untuk kombinasi tertentu dari spesies karang dan makroalga (dan juga herbivora dan gizi tertentu rezim di situs eksperimental) dan tidak boleh digeneralisir.

No comments:

Post a Comment