Friday, July 27, 2012

Sembilan Sektor Ekonomi Kelautan Yang Dapat Digunakan Untuk Memakmurkan Indonesia Jika Dikelola Dengan Benar



(1) Perikanan Tangkap,
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun atau 7 persen dari total potensi lestari SDI laut dunia yang tersebar dalam 9 wilayah pengelolaan perikanan dan sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Pada tahun 2001, tercatat jumlah potensi sumber daya ikan laut yang telah dimanfaatkan sebesar 4,1 juta ton berarti tingkat pemanfaatannya mencapai 63,5 %.

(2) Perikanan Budidaya,
Selain potensi perikanan tangkap, Indonesia memiliki potensi perikan budidaya yang cukup besar. Berdasarkan hitungan sekitar 5 km dari garis pantai kea rah laut, potensi lahan kegiatan budidaya laut diperkirakan sekitar 24,53 juta ha. Komoditas – komoditas yang dapat dibudidayakan antara lain: ikan kakap, kerapu, tiram, kerang darah,kerang mutiara dan rumput laut. Pada tahun 2000, kegiatan budidaya laut mencapai produksi sebesar 994,962 ton dengan nilai sebesar 1,36 triliun berdasarkan nilai pada tingkat produsen. Indonesia juga memiliki potensi pengembangan budidaya tambak di daerah hutan bakau. Menurut Ditjen Perikanan pemanfaatan pengembangan tambak baru mencapai 40 persen dari potensinya atau 344,759 ha.

 (3) Industri Bioteknologi Kelautan,
Bioteknologi kelautan dapat memberikan kontribusi ekonomi yang besar untuk pembangun bangsa Indonesia. Berbagai bahan bioaktif yang terkandung pada biota perairan laut seperti omega – 3, hormon, protein dan vitamin memiliki potensi yang sangat besar bagi penyedian bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Diperkirakan lebih dari 35.000 spesies biota laut memiliki potensi, sementara yang dimanfaarkan baru 5.000. Secara potensial, nilai ekonomi total dari produk perikanan dan bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan sebesar 82 miliar dollar AS per tahun.

(4) Pertambangan Dan Energi,
Hampir 70 persen produksi minyak dan gas bumi kita berasal dari kawasan pesisir dan laut. Indonesia memiliki 60 cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi, dari 60 cekungan itu, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan di pesisir, dan hanya 6 cekungan berada di daratan. Total potensi kandungan sebesar 11,3 miliar barrel minyak bumi, yakni 5,5 miliar barrel cadangan potensial dan 5,8 miliar barrel cadangan terbukti.
Selain itu, diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik, yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial sebesar 37,3 triliun kaki kubik.

 (5) Pariwisata Bahari,
Pemanfaatan sumberdaya kelautan yang marak terjadi dewasa ini adalah pengembangan pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) bahkan hingga menjadi produk pariwisata yang menarik dunia internasional.  Indonesia dengan Negara kepulauan memiliki banyak sekali titik – titik penyelaman (dive spot) yang dapat dijadikan referensi untuk wisata bahari, mulai dari kepulauan Raja Ampat di Irian Jaya, Kepulauan Wa-Ka-To-Bi di Sulawesi, Kepulauan Karimunjawa di Jawa Tengah dan masih banyak lainnya. Dengan keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan yang diperkirakan sekitar 263 jenis, Indonesia pada tahun 2001 mampu menyumbang US$ 5.428 milyar dengan pariwisata baharinya untuk GDP.

(6) Transportasi Laut,
Potensi ekonomi perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS per tahun. Ini berdasarkan pada perhitungan bahwa sejak 15 tahun terakhir telah dikeluarkan devisa sekitar 14 miliar dollar AS per tahun. Dana sebesar itu untuk membayar armada pelayaran asing yang selama ini mengangkut 97 persen dari total barang yang diekspor dan diimpor ke Indonesia. Dan untuk mengangkut 50 persen dari total barang yang dikapalkan antarpulau di wilayah Indonesia.
Di sektor jasa penyediaan tenaga kerja pelaut, potensinya pun luar biasa besarnya. Pada tahun 2000 kebutuhan pelaut dunia sebanyak 1,32 juta orang dengan gaji mencapai 18 miliar per tahun. Dari jumlah tersebut, Indonesia baru mampu memasok sebanyak 34.000 orang (3 persen) dari total kebutuhan tenaga pelaut dunia. Filipina 191.000 pelaut (25 persen) dan China sebanyak 104.000 pelaut (10 persen).

(7) Industri Dan Jasa Maritim,
Potensi ekonomi dari sektor industri dan jasa maritim hádala berupa galangan kapal, coastal and offshore engineering, pabrik peralatan dan mesin perikanan, pelabuhan laut, serta teknologi komunikasi dan informasi. Ekonomi kelautan ini akan semakin strategis bagi bangsa Indonesia seiring dengan pergeseran pusat kegiatan ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Poros Pasifik. Hampir 70 persen dari total perdagangan dunia ada di kawasan ini. Sebanyak 75 persen dari barang-barang yang diperdagangkannya ditransportasikan melalui laut Indonesia dengan nilai sekitar 1.300 triliun dollar AS per tahun.

 (8) Pulau-Pulau Kecil,
Potensi pulau-pulau kecil di Indonesia diperkirakan mencapai 10.000 pulau dari sejumlah 17.508 pulau. Jika berhasil dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan, pulau-pulau kecil ini bukan saja akan menjadi sumber pertumbuhan baru, melainkan sekaligus akan mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah dan kelompok sosial.

 (9) Sumber Daya Nonkonvensional.
Energi non konvensional adalah sumberdaya kelautan non hayati tetapi dapat diperbaharui juga memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan Indonesia.. Keberadaan sumberdaya ini dimasa yang akan dating semakin signifikan manakala energi sumber dari BBM semakin menipis. Jenis energi kelautan yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal energy conversion (OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi dari perbedaan salinitas. Perairan Indonesia adalah suatu wilayah perairan yang sangat ideal untuk mengembangkan sumber energi OTEC. Hal ini dimungkinkan karena OTEC didasari pada perbedaan suhu air laut permukaan dengan suhu air pada kedalaman minimal 200C. Saat ini pilot plant OTEC sedang dikembangkan di pantai utara Pulau Bali. Sumber energi kelautan lainnya, antara lain energi yang berasal dari perbedaan pasang surut dan energi yang berasal dari gelombang.  Hal ini sedang dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan Norwegia di Pantai Baron, D.I Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini merupakan masukan yang penting dan pengalaman yang bergunadalam upaya mempersiapkan sumberdaya manusia dalam memanfaatkan energi non-konvensional.

No comments:

Post a Comment