Setiap kegiatan penduduk dan pembangunan
di wilayah pesisir mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sumberdaya pesisir dan
lautan di sekitarnya. Sumber daya alam ini merupakan sumber kehidupan penduduk
dan kegiatan pembangunan dan sebaliknya sumber ini dapat menjadi kendala dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghambat kegiatan pembangunan di
wilayah tersebut. Penduduk pesisir yang miskin melakukan aktivitas sosial
ekonomi agar mereka dapat bertahan hidup, seringkali kegiatan mereka
menimbulkan resiko kerusakan lingkungan. Penduduk dengan pengetahuan
tradisional dan ketrampilannya mengakumulasikan modal (yang sangat terbatas)
dan lingkungan dalam proses pembangunan. Meningkatnya jumlah dan mobilitas
penduduk di wilayah pesisir akan berkorelasi positif pada meningkatnya tekanan
penduduk terhadap sumber daya pesisir dan laut. Keadaan ini dapat berakibat
negatif dan menimbulkan kerusakan pada sumber daya alam dan lingkungan
disekitarnya. Sedangkan pembangunan masih menitik beratkan pada pemanfaatan
sumber daya alam, bahkan demi pembangunan sering terjadi eksploitasi sumber
daya pesisir dan laut secara berlebihan yang menyebabkan kerusakan lingkungan
secara intensif. Baik tekanan penduduk dan kegiatan pembangunan memberikan
dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya pesisir dan laut. Akibatnya
adalah pembangunan yang tidak berkelanjutan (Hidayati, 2000).
Karena itu, valuasi ekonomi sumber daya
alam secara menyeluruh menjadi penting karena akan memberikan gambaran bagi
pengambilan keputusan atau kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat
pesisir. Studi valuasi ekonomi ini dilakukan untuk mengukur nilai ekonomi total
dari hasil hutan mangrove yang dimanfaatkan secara langsung maupun tidak
langsung bagi masyarakat peisir. Menurut Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia
(2009), sampai saat ini belum ada satu lembaga pun yang pernah menghitung
potensi sumber daya alam laut dan nilai ekonomi kelautan secara total yang
dimiliki Indonesia serta kontribusinya terhadap pembangunan nasional. Selain
itu walau pun Indonesia telah memiliki lembaga dan institusi yang bertugas
mendorong dan mengembangkan pembangunan kelautan nasional, namun pada
kenyataannya masih banyak kendala dan belum terpadunya rencana pembangunan
kelautan secara nasional.
No comments:
Post a Comment