Komponen minyak
tidak larut di dalam air akan mengapung pada permukaan air laut yang
menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan
terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasirdan batuan-batuan
di pantai. Hal ini mempunyai pengaruh yang luas terhadap hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan.
Komponen
hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh terhadap reproduksi,perkembangan,
pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton,bahkan dapat
mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan yang berakibat
menurunnya devisa negara. Proses emulsifikasi merupakansumber mortalitas bagi
organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada
tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar. Proses ini merupakan penyebab
terkontaminasinya sejumlah flora dan fauna di wilayah tercemar.
Beberapa kasus
pencemaran minyak telah menghancurkan hewan dan tumbuh–tumbuhan yang hidup di
batu-batuan dan pasir di wilayah pantai, juga merusak area mangrove serta
daerah air payau secara luas. Hutan mangrove merupakansumber nutrien dan tempat
pemijah bagi ikan, dapat rusak oleh pengaruh minyak terhadap sistem perakaran
yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, akan tertutup minyak sehingga kadar
oksigen dalam akar berkurang.
Tumpahan minyak
berpengaruh besar pada ekosistem laut, penetrasi cahaya menurun di bawah oil
slick atau lapisan minyak. Proses fotosintesis terhalang pada zona euphotik
sehingga rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan terputus. Lapisan
minyak juga menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan
oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk
kehidupan laut yang aerob.
Tentu saja semua
kejadian tersebut, yang diakibatkan oleh adanya pencemaran minyak, akan terkait
dengan produksi perikanan di perairan. Adapun aplikasi detergen sebagai
dispersant untuk menyerap tumpahan minyak di laut berpengaruh besar pada berbagai
kehidupan biota laut, yaitu meningkatkan biological membrane permeability
terhadap senyawa toksik.
Untuk menanggulangi
tumpahan minyak di Laut Timor, kadang-kadang
lapisan minyak diperlakukan dengan dispersant. Dengan perlakuan dispersant
dapat meningkatkan biodegradasi minyak, namun penggunaan dispersant telah dilaporkan
bersifat sangat toksik pada biota laut. Salah satu alternative penanggulangan
minyak bumi di laut yang ramah lingkungan adalah dengan bioteknologi, yaitu
menggunakan bakteri pemakan minyak bumi.
Di Indonesia,
program pengendalian pencemaran berasal dari kegiatan di laut telah digalakkan,
yakni Marine-base Pollution Source, oleh Departemen Kelautan dan Perikanan
(DKP) melalui tindak lanjut dengan Pemerintah Norwegia perihal Oil Spill
Contingency Planning and Management; kerja sama dengan perusahaan migas,
Pertamina, dan perusahaan pertambangan lainnya untuk menanggulangi pencemaran.
Setelah mengetahui berbagai
dampak yang ditimbulkan, maka sangatlah perlu dilakukan upaya pengendalian bahkan
pencegahan terhadap pencemaran laut mengingat akibatnya yang tidak saja
dirasakan oleh biota-biota laut tetapi juga oleh manusia. Upaya pengendalian
pencemaran laut perlu dilaksanakan sejak awal, dalam arti limbah-limbah yang
dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia, baik di darat maupun di laut,
haruslah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut.
No comments:
Post a Comment