Tuesday, October 2, 2012

Penginderaan Jauh (Inderaja) Untuk Perikanan Tangkap


Penginderaan Jauh (Inderaja)
Penginderaan Jauh (Inderaja)

Penelitian tentang daerah potensi penangkapan ikan dan mengembangkan metode pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan informasi zona potensi penangkapan harian. Untuk melakukan sosialisasi dan penerapan informasi zona potensi penangkapan ikan harian di berbagai daerah lainnya, perlu dilaksanakan kegiatan secara cermat dan efektif dengan upaya yang cukup berat dan dana yang cukup besar. Terdapat beberapa jenis satelit yang mampu melakukan observasi penginderaan jauh (inderaja) terhadap fenomena yang terjadi di permukaan bumi termasuk di permukaan laut. Saat ini terdapat 3 satelit yang banyak digunakan untuk keperluan identifikasi dan pemantauan fenomena oseanografi yaitu :
·    Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) milik Amerika.
·    Satelit Sea Star yang membawa sensor SeaWIFs menghasilkan data konsentrasi khlorofil yang 
    berkaitan erat dengan konsentrasi plankton.
·    Satelit Feng Yun yang membawa sensor untuk mendeteksi suhu permukaan laut dan konsentrasi
    khlorofil di laut.
Dengan menggunakan data dari satelit-satelit tersebut dapat dilakukan pemetaan suhu permukaan laut (SPL) dan kandungan khlorofil secara nerreal-time. Dari peta sebaran SPL dan khlorofil tersebut dapat diperoleh informasi tentang fenomena oseanografi khususnya thermal front dan upwelling yang merupakan indikator daerah potensi penangkapan ikan.
Penggunaan teknologi penginderaan jauh (Inderaja) khususnya satelit dipadu dengan data cuaca, data oseanografi khususnya kesuburan perairan dan tingkah laku ikan, didukung dengan metode pengolahan dan analisis yang teruji akurasinya, merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat dalam mempercepat penyediaan informasi zona potensi ikan harian untuk keperluan peningkatan hasil tangkapan ikan. Identifikasi daerah potensi penangkapan ikan menggunakan teknologi penginderaan jauh merupakan cara identifikasi tidak langsung. Dari data penginderaan jauh dilakukan identifikasi parameter-parameter oseanografi yang berkaitan erat dengan habitat ikan atau daerah yang diduga potensial sebagai tempat berkumpulnya ikan, seperti daerah terjadinya termal front atau upwelling. Parameter lain yang sekarang dapat dideteksi dengan menggunakan teknologi satelit penginderaan jauh adalah kesuburan perairan yang sangat erat hubungannya dengan daerah potensi berkumpulnya ikan.
Zona potensi ikan ditentukan dengan kombinasi data/peta sebaran suhu permukaan laut, kandungan klorofil, pola arus laut, cuaca, serta karakter toleransi biologis ikan terhadap suhu air. Dari hasil pengamatan secara multitemporal dapat diketahui bahwa sebaran suhu permukaan laut di wilayah perairan laut Indonesia berubah dengan cepat. Dengan demikian pengamatan terhadap berbagai parameter oseanografi yang berkaitan erat dengan lingkungan hidup ikan juga harus dilakukan dengan frekuensi pengamatan yang cukup tinggi, minimal 4 kali dalam sehari. Sebagai contoh, saat ini terdapat 3 seri satelit NOAA yang sedang mengorbit di antariksa sehingga dalam sehari dapat diperoleh data suatu wilayah sebanyak 12 kali/hari atau 12 lintasan.
Jenis ikan yang dapat dideteksi satelit penginderaan jauh (inderaja), yaitu ikan pelagis. Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ikan pelagis besar, misalnya jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain, serta ikan pelagis kecil, misalnya ikan layang, teri, kembung, dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment